Smart Netter, mari sejenak kita merenungi dan mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa, betapa besarnya nikmat yang hingga saat ini masih saja kita diberi olehNya.

Semua binatang kadang menjengkelkan apalagi yang namanya tikus. Hewan ini jarang sekali orang yang mau berempati dengannnya jangankan kehadirannya menyebut namanya saja orang pada jijik dan enggan berbaik sangka malah berburuk sangkalah yang memacu pikiran kebanyakan orang diwaktu menyebut namanya.

Tikus memang binatang yang buruk sekali pola kehidupannya, sekelas dengan kecoa walau tentu saja saya meyakini bahwa setiap mahluk itu punya kegunaan yang dalam hal ini, masih diriset oleh para ilmuwan. ini pandangan saya, artinya begini, membandingkan siklus hidup tikus dengan katakanlah semut atau lebah, tikus kalah kelas kenapa karena tak ada hikmah yang terkandung dalam pola hidupnya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Yang ada pada tikus hanyalah sifat destruktif saja. Kalau semut, kita akan mengingat kisah Nabi Sulaiman alaihi salaam, Lebah apalagi (bukalah surah An-Nahl dan An-Naml dalam Al-Quran) sehingga tikus jelaslah bukan binatang yang berpola hidup yang baik. Saya lantas setuju dengan koruptor yang dianalogkan sebagai tikus.

Rumah saya pada waktu malam tiba, diributkan oleh suara tikus-tikus yang sibuk berkeliaran. Wah jengkelnya bukan main hati ini, disaat mata ini hendak tertidur, lantas gagal tertutup akibat suara yang gaduh, betapa malang perasaan ini. Saya coba mengusir kegaduhan yang telah menyerempet perasaan saya itu dengan mengingat pada Tuhan Yang Maha Esa berdoa dalam hati agar tikus tersebut lenyap dalam rumah saya. 3 malam saya lalui dengan perasaan mendongkol melulu. di malam keempat ketika saya hendak duduk nonton film sejarah perang nazi tiba-tiba seekor tikus tepat berada di depan kaki saya. Terperanjat, jelas itu reaksi awal saya tetapi diikuti dengan penasaran dan ketakutan yang lantas kembali penasaran lagi reaksi saya. Cukup lama saya memperhatikan tikus itu (kira-kira 2 batang rokok putih saya habiskan cuma untuk melihatnya saja), lha kok ga bereaksi tikus ini, apakah hitler saking kejamnya bahkan seekor tikuspun hendak menontonnya guyon pikiran saya. Tak perlu ditebak akhirnya karena keesokan hari tikus itu sudah dikubur. Jadi, kesimpulan saya tikus itu kapok dan mati sendiri entah karena apa yang jelas ia telah dilenyapkan oleh sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa tepat di depan mata saya. Betapa besarnya rahmat yang diberikan olehNya pada kita dalam bentuk doa. Berdoalah selalu karena pasti akan terkabul walau doa itu kecil tetapi waspadalah karena ia adalah senjata ampuh bahkan untuk membunuh seekor tikus.

saya Yamani
hanya untuk id.wordpress.com